Thursday, October 15, 2009

.1.

Abu Ayaz Novy Rostiyan
”Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi tertawa terhadap dua orang yang saling bunuh membunuh ,dan keduanya masuk Surga. Seseorang di antaranya berperang di jalan Allah ,lalu terbunuh .Kemudian Allah menerima taubat orang yang membunuh ,dia masuk Islam,...kemudian dia mati syahid.[Mutatafaq ‘alaihi, HR .Bukhari dan Muslim].

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa Allah Ta... Baca Selengkapnya’ala tertawa terhadap dua orang yang saling bunuh membunuh dan keduanya masuk kedalam Surga, adapun orang yang pertama terbunuh dia adalah orang yang sedang berperang di jalan Allah maka kematian dia adalah syahid maka dia masuk ke dalam Surga,dan orang yang kedua setelah dia membunuh orang yang pertama kemudian dia bertaubat dan masuk islam lalu dia pergi berjihad di jalan Allah bersama kaum muslimin dan pemimpin mereka dan dia terbunuh dijalan Allah sebagai seorang yang syahid dan masuk kedalam Surga.

Kandungan hadits:• Penetapan sifat tertawa bagi Allah Ta... Baca Selengkapnya’ala,dan ia merupakan salah satu sifat al-af’al (perbuatan) yang ada pada diri-Nya tentunya yang sesuai dengan kemuliaan dan kesempurnaan-Nya. Ini adalah salah satu sifat yang hanya ditetapkan oleh as-Sunnah/Hadits sendirian (maksudnya tidak bersama Al-Qur’an).Dan menurut Ahli Sunnah wal Jama’ah hal ini tidak berpengaruh karena as-Sunnah/hadits dan al-Qur’an kedudukannya sama di dalam kewajiban kita untuk mengikutinya, jadi tidak ada beda.Dalam menetapkan sifat tertawa bagi Allah Ta’ala tidak ada cela/keburukan karena tertawa yang dimaksud berbeda dengan tertawanya makhluq, dan juga karena bab tentang sifat-sifat Allah itu satu maka semuanya dibawa atau difahami dengan cara yang satu pula.

Adapun orang yang mengatakan bahwa tertawa yang dimaksud adalah kiasan dari keridhoan dan pemberian pahala , ini adalah jalan atau cara ahli kalam/filsafat yang mereka menafikan dan menolak sifat-sifat Allah Ta... Baca Selengkapnya’ala, kita menggolongkan mereka termasuk golongan mua’thilah/penolak sifat Allah. Anehnya, mereka menafsirkan keridhaan dengan pahala. Demikian juga ta’ajjub dan kegembiraan (mereka menafsirkannya dengan pahala juga ) .Cara serampangan ini menunjukan bahwa mereka tidak bersandar pada kaidah yang kuat yaitu kaidah yang ditetapkan oleh ulama salaf tanpa mempertanyakan cara/hakikat yang sebenarnya sifat itu,merubah dan menakwilkannya, mengosongkan artinya, menyerupakannnya dengan mahluk atau meyerahkan begitu saja tanpa mau memahami artinya.

Sebagian mereka mengatakan, tertawa merupakan reflek yang dilakukan oleh manusia ketika datang kepadanya hal yang menyenangkan atau menggembirakan. Dal hal itu tidak boleh disifatkan kepada Allah Ta... Baca Selengkapnya’alaOrang yang bingung ini mengetahui sesuatu sedikit dan tidak mengetahui banyak hal, maka dia hanya tahu substansi tertawanya dan tertawanya orang lain. Adapun tertawanya Allah Ta’ala maka tidak diketahui hakikatnya , Sebab hakikat Dzat Allah pun tidak diketahui. Dan pembahasan tentang sifat Allah sama dengan pembahasan tentang Dzat-Nya. Semoga Allah merahmati orang yang mengetahui kemampuan akalnya dan berhenti pada keterbatasannya, serta meridhai bagi Allah apa yang diridhai-Nya bagi diri-Nya dan Rasulnya. Mahasuci Egkau ya Allah,kami tidak mempunyai ilmu melainkan apa yang telah engkau kepada kami.Sesungguhnya Engkau Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.

• Tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala, karena Islam menutup atau menghapus apa-apa yang telah lalu berupa kekafiran dan kesyirikan.• Keharusan bertaubat dari segala macam dosa , betapapun besarnya.• Mati syahid di jalan Allah merupakan salah satu penyebab seseorang untuk masuk Surga.

Ibnu ‘Allan mengemukakan:”Dalam penutupan bab ini (bab taubat) ,didalamnya terdapat isyarat bahwa seseorang berkewajiban untuk bertaubat dari dosa yang pernah dilakukannya, meskipun dosa itu besar. Dan dosa besar itu tidak menjadikannya berputus asa dari rahmat Allah T... Baca Selengkapnya’ala .sebab, Allah itu Mahapenerima taubat lagi Mahapenyayang. Dan dosa sebesar apapun, seperti al-kabair (dosa dosa besar) dan sebanyak apapun, jika dibandingkan dengan rahmat dan kaunia-Nya, maka dosa-dosa itu sangat ringan dan kecil.Allah Ta’ala berfirman:…..Sesungguhny RabbmuMahaluas ampunan(Nya)…..(QS.An-Najm;32) .

No comments: