Monday, September 21, 2009

Jalan Keluar Dari Fitnah


Alhamdulillah,
Saya ringkaskan tulisan mengenai fitnah dari buku Al-Fiqhu Fiddin Ishmatan Minal Fitan edisi Indonesia Jalan Keluar Dari Fitnah. Oleh Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Alu Fauzan, semoga bermanfaat.

Fitnah adalah cobaan dan ujian, untuk menampakkan dengan ujian ini siapa yang jujur keimanannya, yang kokoh aqidahnya dan siapa yang mudzabdzab (plin-plan) yang mudah terombang-ambing pada tiupan pertama badai fitnah.

Dan fitnah-fitnah itu banyak macamnya. Akan semakin banyak, semakin besar dan semakin baru pada akhir zaman. Firnah itu banyak ragamnya, dan manusia hidup bersama fitnah-fitnah itu pada setiap sisi kehidupannya, akan tetapi ada yang mengurangi dan ada pula yang memperbanyak fitnah tersebut dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwasanya harta dan anak-anak adalah
fitnah, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta mu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuatdemikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi" [Al-Munaafiquun : 9]

Harta dan anak adalah fitnah. Barangsiapa yang lebih mementingkan kecintaan kepada harta, anak, negara, keluarga, perdagangan dan tempat tinggal di atas kecintaan kepada Allah dan RasulNya maka tunggulah sejelek-jelek akibatnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Artinya : Katakanlah : "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya" Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik" [At-Taubah : 24]

Maka harta dan anak adalah fitnah, dan isteri juga fitnah, Allah Azza wa
Jalla berfirman.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara
isteri-isterimu dan anak-anakmua ada yang menjadi musuh bagimu, maka
hati-hatilah kamu terhadap mereka" [At-Taghaabun : 14]

Maka janganlah kalian mendahulukan kecintaan kepada mereka daripada
kecintaan kepda Allah dan RasulNya, dan janganlah mendahulukan ketaatan kepada mereka di atas ketaatan kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kalian disibukkan oleh mereka dari perkara-perkara yang dapat mendekatkan diri kalian kepada Allah Azza wa Jalla, hati-hatilah !

Kebaikan dan kejelekan adalah fitnah. Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Artinya : Dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan" [Al-Anbiyaa : 35]

Kebaikan dapat berupa harta, hujan, tanah yang subur dan
kenikmatan-kenikmatan. Adapun kejelekan dapat berupa bencana, ujian,
paceklik (tidak turun hujan), kelaparan dan sakit, ini semua adalah fitnah
(cobaan) yang menimpa manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Artinya : Dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan" [Al-Anbiyaa : 35]

Ketaatan dan kemaksiatan juga merupakan fitnah (cobaan). Dan manusia
diperintahkan untuk taat dan dilarang bermaksiat. Fitnah berbentuk ketaatan misalnya : Tiba waktu shalat dan ibadah dan tiba pula waktu menikmati makanan, minuman, bersenang-senang dan yang lainnya, maka mana yang didahulukan ? Ini adalah musibah dan ujian. Musibah dan ujian dari Allah Azza wa Jalla.

Manusia yang satu juga fitnah bagi manusia yang lainnya, Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Artinya : Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar ? ; dan adalah Rabbmu Maha Melihat [Al-Furqaan : 20]

Dan manusia itu, Allah uji sebagian mereka dengan yang lainnya, orang-orang mukmin diuji dengan orang kafir, atau dengan orang-orang munafik. Allah memuji hamba-hambaNya, sebagian mereka dengan sebagian yang lainnya, Allah Azza wa jalla berfirman.
"Artinya : Apbila Allah mennghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain" [Muhammad : 4]

Maka seorang mukmin dan muslim diuji dengan musuh-musuhnya dari kalangan orang-orang kafir, munafik dan orang-orang yang berbuat maksiat ; agar jelas bagaimana sikapnya terhadap mereka (musuh-musush tersebut) dengan dakwah kepada Allah, amar ma'ruf anhi munkar, dan jihad, atau ia pasrah dan tetap santai. Apabila keadaannya adalah seperti yang pertama, -yaitu berdakwah kepada Allah, amar ma'ruf nahi munkar, dan jihad- berarti dia berada di atas kebaikan dan berhasil menghadapi ujian, namun apabila keadaannya seperti yang kedua -yaitu pasrah dan tetap santai, tidak menghalangi manusia padahal
mereka diatas kejelekan, tidak mendakwahi mereka kepada Allah, tidak beramar ma'ruf nahi munkar dan tidak berjihad di jalan Allah, tetapi hanya tunduk pasrah dan tetap santai- berarti rugi dan gagal dalam ujian. Allah Azza wa
jalla telah berfirman.
"Artinya : Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain" [Al-Furqaan : 20]

Termasuk fitnah yang besar, adalah fitnah perpeahan, perselisihan dan
munculnya firqoh-firqoh (kelompok-kelompok) dan jama'ah-jama'ah. Ini adalah fitnah yang paling besar dan telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dalam hadits Irbadh bin ariyah radhiyallahu 'anhu,dia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi nasehat kepada kami dengan nasehat yang mendalam, yang menggetarkan hati dan meneteskan air mata, kami berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah wasiat kepada kamu" Beliau bersabda.
"Artinya : Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat"

Mendengar dan taat, yakni kepada pemerintah muslimin, karena pada yang demikian menumbuhkan persatuan kalimat dan kekuatan serta kewibawaan umat di hadapan msush-musuhnya. Jika umat bersatu dibawah pemimpinnya, bersatu dibawah penguasanya yang mukmin, maka hal itu akan menjadikan umat ini kuat dan berwibawa.

Saat ini dunia sedang diguncang oleh badai
fitnah syahwat dan betapa banyaknya, fitnah-fitnah syubhat, kesesatan dan ilhad (penyimpangan) dan alangkah banyaknya !

Fitnah-fitnah ini menimpa pada hati-hati manusia, maka hati mana yang
mengingkarinya? Sudah tentu hati yang mengingkarinya adalah hati orang yang faqih, yang memahami Kitabullah Allah Azza wa Jalla, yang mengetahui hukum-hukum Allah pada perkara ini. Adapun orang-orang yang jahil, ia tertipu oleh fitnah tersebut dan mengaguminya serta menganggapnya sebagai kemajuan dan modernisasai, sedang yang menjauhkan diri dari fitnah-fitnah itu adalah kekakuan dan kebodohan menurut mereka.

No comments: