Monday, September 21, 2009

Selamat Hari Raya Idul Fitri


Kata minal aidin wal faizin itu sebenarnya sebuah ungkapan harapan atau doa. Tapi masih ada penggalan yang terlewat. Seharusnya lafadz lengkapnya adalah ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin, artinya semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung (menang).

Ungkapan ini adalah salah satu ungkapan yang seringkali diucapkan pada hari raya fithri. Sama sekali tidak bersumber dari sunnah nabi, melainkan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang ada di suatu masyarakat. Makna yang terkandung di dalamnya sebuah harapan agar Ramadhan yang telah kita jalani benar-benar bernilai iman dan ihtisab, sehingga kita saling mendoakan agar
dikembalikan kepada kesucian, dalam arti bersih dari dosa-dosa. Kembali seperti awal mula kita dilahirkan oleh ibu kita masing-masing, putih, bersih tanpa dosa. Itulah makna kembali (aidin). Sedangkan makna faizin adalah menjadi orang yang menang atau beruntung. Menang karena berhasil mengalahkan hawa nafsu, sedangkan beruntung karena mendapatkan pahala yang berkali lipat dan dimusnahkan semua dosa.

Kalau melihat lafadz ungkapan seperti ini, nampaknya yang layak mendapatkannya hanyalah orang-orang yang sukses dalam menjalani Ramadhan dengan benar. Sedangkan mereka yang lalai, meninggalkan puasa atau tidak merasakan nikmat ibadah di bulan Ramadhan, rasanya kurang pas mengungkapkan lafadz seperti ini, bukan?

Di setiap negeri muslim, ungkapan-ungkapan ini bisa saja sangat berbeda, tergantung kreatifitas masyarakatnya sendiri.

Namun bila tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW, bukan berarti memberikan ucapan yang semikian menjadi terlarang atau haram. Sebab umumnya para ulama mengatakan bahwa masalah ini tidak termasuk perkara ritual ubudiyah, sehingga tidak ada larangan untuk mengungkapkan perasaan dengan gaya bahasa kita masing-masing.

Kira-kira sama halnya dengan corak model pakaian yang kita kenakan sehari-hari. Tiap negeri muslim pasti punya corak dan model yang berbeda dengan yang lainnya. Dan keberagaman itu tidak mencerminkan derajat ketaqwaan dan keiltizaman mereka terhadap sunnah nabi. Sebab masalah corak dan potongan busana tidaklah merupakan ketetapan baku dalam syariat Islam.
Bahwa Rasulullah SAW diriwayatkan pernah mengenakan pakaian dengan model potongan tertentu, tidaklah sampai kepada kesimpulan bahwa yang tidak berpakaian dengan model potongan beliau menjadi ahli bid’ah


Selamat Hari Raya Idul Fitri..Mohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.Semoga Allah menerima puasa kita dan kita mendapat kemenangan amiin..

No comments: