Monday, September 21, 2009

Pembagian Tauhid Menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah(1) (2)


Tauhid menurut bahasa berarti : menjadikan sesuatu itu satu. Sedangkan menurut istilah syar’i berarti : Pengesaan terhadap Allah subhaanahu wa ta’ala dengan sesuatu yang khusus bagi-Nya, baik dalam uluhiyyah-Nya, rububiyyah-Nya, asma’ dan sifat-Nya. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa tauhid ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asmaa’ wa Shifaat Allah.

TAUHID RUBUBIYYAH

Tauhid Rububiyyah adalah : Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah subhaanahu wa ta’ala satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya. Dalil-dalil yang menunjukkan Tauhid Rububiyyah ini diantaranya firman Allah subhaanahu wa ta’ala :

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” [QS. Al-Fatihah : 2].

Juga firman-Nya :

أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

”Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” [QS. Al-A’raf : 54].

Dalam ayat di atas Allah menjelaskan kepada hamba-Nya bahwa Dia-lah satu-satunya pencipta dan pemilik seluruh alam semesta ini serta Dia pulalah yang mengaturnya secara mutlak, tidak ada pengecualian (yang luput) dari-Nya sesuatupun.

Di samping dua ayat di atas, Allah juga menjelaskan tentang Rububiyyah-Nya dengan firman-Nya :

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ قُلِ اللَّهُ

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." [QS. Ar-Ra’d : 16].

Dan juga firman-Nya :

قُلْ لِمَنِ الأرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَذَكَّرُونَ * قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ * قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?". Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?". Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?". Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?". Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?". Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" [QS. Al-Mukminun : 84-89].

Dari pengertian ayat di atas, tiada keraguan bagi orang yang berakal tentang rububiyyah Allah bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang mampu menciptakan langit dan bumi, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Demikian pula pengakuan mereka (orang-orang Quraisy) ketika ditanya tentang siapa pencipta langit dan bumi ? Dan siapa Rabb langit dan bumi ? Mereka akan mengatakan : ”Allah”. Sebagaimana firman Allah :

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

”Dan jika kamu bertanya kepada mereka : Siapakah yang menciptakan tujuh langit dan bumi. Pasti mereka akan mengatakan : Allah” [QS. Luqman : 25].

Juga firman-Nya :

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ

Katakanlah : ”Siapakah Rabb langit yang tujuh dan ’Arsy yang besar ?”. Pasti mereka akan mengatakan : ”Allah”. Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" [QS. Al-Mukminun : 86-87].

Allah banyak menyebutkan dalam Al-Qur’an pengakuan orang-orang kafir Quraisy terhadap rububiyyah Allah, akan tetapi dengan pengakuan tersebut mereka tetap menyekutukan Allah dengan yang lainnya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.


.::bersambung::.

No comments: